Senin, 06 Oktober 2008

Memilih Busi Yang Tepat

Busi pada sistem pengapian berfungsi sebagai alat untuk memercikan api
listrik guna membakar campuran gas pada ruang bakar. Percikapn api
listrik ini diperoleh dari tegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition coil.

Paling tidak ada tujuh bagian utama busi yang berupa terminal, pusat
elektroda, insulator, rumah plug, gasket, dan elektroda positif serta
negatif. Karena fungsinya, maka perambatan panas dalam busi tak
berlangsung merata. Dari tipe pembakarannya, sekurangnya terdapat tiga
jenis busi, yaitu busi tipe panas, sedang, dan dingin.
Busi dingin biasanya dipakai pada mesin-mesin kendaraan yang mesinnya
cenderung harus bekerja dalam suhu yang relatif panasnya tinggi.
Sedang busi panas digunakan pada mesin dingin. Sementara, angka yang
ditunjukkan pada busi biasanya menerangkan daya rambat panas keluar
dari busi dimana bila angka membesar berarti daya rambatnya juga besar
atau sebaliknya.


Tipe busi panas adalah jenis yang sukar merambatkan panas hasil
pembakarannya keluar dari elektroda sehingga bagian ini selalu panas.
Sementara tipe busi dingin, amat mudah merambatkan panas sehingga
elektrodanya selalu dingin. Dan, busi sedang berada diantara keduanya.
Busi merupakan bagian yang harus selalu mendapat perawatan untuk
menjamin optimasi pembakaran. Salah satu cara perawatannya adalah
membersihkan busi dari kotoran dan sisa pelumas. Berikut ini cara
perawatan secara mandiri.


1. Setelah melepaskan semua busi dengan kunci busi. Periksalah
kondisinya. Jika busi kering dan berkerak abu-abu menandakan kondisi
pembakaran mobil Anda baik. Bila basah serta kerak berwarna hitam,
menggambarkan pembakaran mesin kurang sempurna.


2. Bersihkan mulut busi bagian luar dengan menggunakan sikat kawat.
Untuk memudahkan pembersihan, busi direndam dengan bensin atau minyak
tanah sebelum dibersihkan.


3. Bersihkan bagian mulut dalam busi dengan kawat kecil atau peniti
hingga seluruh keraknya keluar.


4. Ampelas dengan merata bagian ini hingga busi benar-benar kembali
tampak seperti kondisi awal.


5. Periksa kembali celah antara elektroda positif (bagian membulat) dan
elektroda negatif (bagian melengkung yang nampak keluar dari busi).
Kembalikan pada posisi normal sesuai buku petunjuk. Pada umumnya celah
busi berjarak 0,8 mm.


6. Setelah itu masukkan kembali busi pada tempatnya. Harap diingat,
jangan mengencangkan busi hingga terlalu keras. Sebab, bila itu
terjadi busi akan sulit kembali dilepas atau bisa saja menyebabkan
rusaknya arus ulir pada lubang mesin.
Perawatan mandiri busi akan sangat membantu proses optimasi
pembakaran. Sehingga tak saja busi, platina maupun injektor juga akan
lebih awet.

Filed under: Tips & Trik - mysterymachine

Tidak ada komentar: